Happy reading~
Type : One Shot
Author : me~~^.^
Gender : Romance, drama, Sad (untuk aku, gk tau untuk yg baca XD).
Cast : Leeteuk a.k.a Park Jung Soo
Novi (me~~) a.k.a Han Hye soo (marganya berubah…;D)
KangIn a.k.a Kim Yong woon
Back sound : it has to be you _ Yesung (super junior)
Miss you_ S.M The Ballad
Super junior_Coagulation
Syahrini_aku tak biasa (harusnya Anang aja sekalian ya..XD XD)*jangan anggap yg satu ini*
(setiap kata-kata yang di bold berarti itu Hyesoo POV ya)
,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^,~,^
(HYESOO POV)
Aku berdiri di tengah-tengah bukit hijau, luas…sangat luas . Langit yang begitu biru, udara yang bersih dan segar, aku tak tau ini di mana, tempat ini sangat asing bagiku. Aku melihat satu pohon sakura besar di ujung sana, sangat kontras karna berdiri di padang rumput luas dan rata seperti ini. Aku berlari ke arah pohon itu, indah…bunga-bunga berwarna pink yang menjuntai dari dahannya memenuhi hampir seluruh pohon itu. Aku tersenyum melihatnya. Pohon ini mengingatkan ku akan dia, akan saat-saat ketika bersamanya, wajahnya..senyumnya..aroma tubuhnya...aku merindukannya…sangat merindukannya.
Aku melangkah, mulai mengitari pohon yang diameternya hampir 3m , baru kali ini aku melihat pohon Sakura yang besar layaknya pohon ini. Aku terhenti saat melihat sesosok tubuh yang ku kenal, bahkan terlalu aku kenal. Aku terdiam melihatnya, tubuhku kaku, seakan ada sesuatu yang membuncah di dadaku saat melihatnya, perasaan yang slama ini tertahan, yang belum sempat aku ucapkan. Sekarang, dia, orang yang bertahun-tahun tidak aku temui, orang yang sangat ku rindukan, ada di depanku, bersandar ke batang pohon, sambil menatap jauh ke atas langit.
“Kenapa melihatku seperti itu?Aku terlalu tampan ya sampai-sampai kau melihatku seperti itu?” ujarnya sambil memamerkan lesung pipitnya ke arahku. Aku tertegun melihatnya, ini benar-benar dia. Dia memakai pakaian serba putih, di tangannya ia menggenggam seikat bunga lili putih. tapi memang benar, entah karena pengaruh apa dia terlihat lebih tampan.
“Oppa…” lirihku hampir tak terdengar.
Dia berjalan ke arahku, dia menarik tubuhku ke dalam dekapannya, Hangat. Perlahan air mataku jatuh, aku benar-benar merindukan pelukan hangatnya ini.
“Bogoshiposoh“ lirihnya. Aku membalas pelukannya, diapun merengkuhku lebih dalam, mengusap kepalaku agar bersandar di dadanya.
“JungSoo oppa, Nado…Jeongmal bogoshiposoh…” ucapku masih sambil terisak, dan mengeratkan pelukanku di tubuhnya, melampiaskan kerinduan yang selama ini tertahan.
“Sudahlah, jangan menangis lagi…jangan buat aku semakin merasa bersalah karna telah membuat mu menangis.” dia melepaskan pelukannya, dan menghapus air mata yang mengalir di pipiku.
“aku..hiks…aku terlalu merindukanmu oppa…hiks..” ucapku sambil terus terisak, berusaha menahan tangisku.
Dia kembali memelukku, mengusap-ngusap kepalaku dengan lembut, sudah lama aku tidak merasakan seperti ini,nyaman…sangat nyaman. Aku ingin terus seperti ini, terus bersamanya, bersama JungSoo oppa. Aku mengeratkan pelukanku dan memejamkan mataku, menikmati hangatnya pelukan Jungsoo oppa.
Tapi…………….tapi…………..
Apa ini? Hangat tubuhnya menghilang, aku tak merasakannya…aku tak merasakannya…oppa..
Aku takut untuk membuka mataku, takut jika Jungsoo oppa benar-benar tidak ada, menghilang lagi…
Tapi aku memberanikan diri untuk membuka mataku, perlahan…sangat perlahan….
Dan…………….HITAM….
…………0…………………………0………………………………0……………………………0……………………0…..
………………………0……………………………0………………………………0…………………………0…………………………0….
…………0…………………………0………………………………0……………………………0………………………0……………………………0…..
‘Mmmhhhh’ aku mengerang pelan. Aku tersentak membuka mataku, secercah cahaya menerpaku. Aku masih di kamarku, tertidur di kasur empuk yang nyaman. Aku bangun dari tidur, dan mengusap jejak-jejak air mata di pipiku. Ya, aku sudah terbiasa seperti ini, terbangun di pagi hari dengan bantal dan pipi yang basah karna puluhan air mata, jika apa yang ku impikan begitu menyakitkan.
“Oppa…selamat pagi, aku bermimpi tentang mu lagi hari ini…” . “mianhaeyo..air mata ini mengalir begitu saja…”ucapku tersenyum padanya. Tentu saja dia tetap diam, memamerkan senyum manisnya padaku, disana…di ujung meja belajarku dengan terkurung bingkai hitam yang kaku……
*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#
In
each of my evening, in each of my sleep I'm always thinking about you, I pobud dreaming ...
I always thought that the incident which I experienced with you is true.
But in fact? I stay awake and you're not there.
It hurt to realize that the wonderful events that I experienced was just a dream ...
Tired ...
indeed, if allowed I do not want to wake up from my sleep that ...
But again, I woke up with feelings of disappointment and tens of thousands of tears on my cheeks ...
You know? how much I miss you?
How I want to see?
how you want you back by my side and hugged me?
I was almost crazy because of this ... ... ...*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#
<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>
‘Cklekk’
Aku menutup dan mengunci pintu rumahku yang tak terlalu besar ini. Semerbak harum bunga lili putih menyeruak di hidungku. Aku menarik nafas panjang, mencoba menghirup lebih dalam wangi bunga kesukaan jungsoo oppa ini, harum, seperti aroma tubuhnya. Aku tersenyum mengingatnya, dan memang hari itu harus di awali dengan senyuman kan?. Aku akan melakukan aktifitasku sehari-hari, tentu saja setelah aku memakan sarapan yang kubuat sendiri. Itu karna aku tidak punya siapa-siapa lagi untuk membuatkanku sepiring sarapan, karna semuanya telah pergi, umma sudah meniggal ketika melahirkanku, appa meninggal 4 tahun yang lalu karna penyakit jantungnya, dan Jungsoo oppa… … … … … … … … … … … … … … … … … …
Jam tujuh lebih, belum terlalu siang kan untuk membuka sebuah toko bunga?. Toko ini milik ayahku, aku meneruskan usahanya setelah ayahku tiada. Toko bunga ini tidak terlalu jauh dari rumahku, jaraknya hanya sekitar 70m.
Aku menyalakan keran air yang telah tersambung ke selang ini. Aku menyiram bunga-bunga kesayanganku,
yang selalu bisa menenangkanku dengan wanginya, yang selalu menemaniku saat aku sendiri dan tak punya siapa-siapa lagi , aku bisa bertahan hidup sepanjang ini adalah karena bunga-bunga ini, bunga-bunga ini sama seperti jungsoo oppa…
Setelah menyiram bunga-bungaku aku duduk di bangku depan toko. Hari ini sangat indah, matahari bersinar cerah, langit pun begitu biru dengan sedikit awan putih yang menghiasinya.. Aku kembali teringat masalalu, mmhh…aku selalu mengingatnya, karna setiap detiknya kengangan itu slalu berputar-putar di dalam kepalaku. Biasanya di saat seperti ini Jungsoo oppa akan datang ke toko ku dengan menggunakan sepeda putihnya, membawakan ku setumpuk bunga-bunga baru yang hampir memenuhi seluruh sepedanya, dan seikat bunga lili di keranjang depan.
#FLASBACK ON#
“Anyeonghaseo!” sapa seseorang dari luar toko. Aku yang sudah hapal dengan suara itu langsung beranjak keluar dari toko ku.
“Oppa, bersemangat sekali hari ini?” tanyaku sambil menurunkan bunga-bunga dari sepedanya dan memindahkannya ke dalam toko. Dia ikut membantuku menurunkan bunga-bungan itu.
“Hari ini cerah sekali, aku suka!” Ia tersenyum riang lalu duduk di bangku depan toko. Setelah selesai meletakan bunga-bunganya aku ikut duduk di sampingnya.
“iya aku juga suka” aku menerawang jauh, menatap langit yang berwarna biru.
“bagaimana toko mu hari ini?” tanyanya.
“Bagus!, tadi ada pelanggan yang memborong 5 bucket bunga mawar putih dan merah, juga ada seorang pria yang membeli banyak bunga untuk acara pertungannya”.z ujarku riang.
“baguslah..” dia tersenyum sangat manis sambil mengacak rambutku.
“Lalu bagaimana dengan pekerjaan oppa, apakah bunga-bunga tumbuh dengan baik?” Tanyaku balik. Ya, dia bekerja di sebuah perkebungan bunga yang cukup besar, mereka menanam bunga camomile, tulip, anggrek, masih banyak lagi, dan tentu saja bunga lili. Makanya setiap pagi oppa selalu mengantarkan bunga-bunga baru untukku, semua bunga di toko ku berasal dari perkebunan tempat ia bekerja.
“Musim semi ini bunga-bunga tumbuh sangat subur dan mengeluarkan bau yang sangat harum, menarik perhatian para kumbang dan kupu-kupu. Mmmhh…. Kau mau melihatnya?”
“Bolehkan aku datang ke sana??apa bos oppa tak akan marah??” tanyaku antusias.
“Tentu saja tidak, bos ku baik. Asal, nanti kau mau membantuku mengurusi bunga-bunganya.” Dia tersenyum jahil padaku.
“baiklah, aku mau. Tapi kapan? Aku kan tidak mungkin meninggalkan toko ku?”
“bagaimana kalau besok saja, besok kan hari minggu, kau tutup saja dulu toko mu untuk satu hari?”. Aku terdiam, memikirkan usulnya.
“Bagaimana??” tanyanya tidak sabar menunggu jawabanku.
“ya,aku mau.” Ucapku sambil tersenyum senang.
“Baiklah, besok akan ku jemput ke rumahmu pagi-pagi sekali ya!” serunya sambil beranjak dari bangku dan kembali naik ke sepedanya. Aku hanya menganguk-ngangguk kepalaku tanda setuju.
“Kalau begitu, sampai jumpa besok. Anyeong Hyesoo-ah!” ia mulai mengayuh pedal sepedanya, dan beranjak dari depan tokoku.
“Anyeong!Hati-hati di jalan oppa~~!!” teriakku sebelum sepedanya sudah benar-benar jauh.
“Ya!!” teriaknya dari kejauhan sembil melambai-lambaikan tangannya dari belakang. Aku hanya tertawa kecil sambil membalas lambaian tangannya.
Aku bahagia bisa melihatnya tertawa dan bersemangat seperti itu. Aku bahagia melihatnya ada di sampingku, menemaniku saat aku tak punya siapa-siapa lagi. Dia yang slalu menemaniku setelah ayah tiada, dia yang slalu ada di sampingku membuatku tertawa. Aku menyayanginya….aku..aku mencintai Jungsoo oppa…Entahlah sampai kapan aku bisa memendam perasaan ini….
#FLASBACK OFF#
Mulutku membentuk seulas senyuman saat mengingatnya, tapi sebaliknya, mataku malah mengeluarkan setetes air . Aku tak tau kenapa aku seperti ini, yang jelas, aku merindukannya..sangat merindukannya.
“Nona, mianhaeyo, aku ingin membeli bunga.” Aku tersadar dari lamunanku saat sebuah suara tiba-tiba terdengar. Aku mengalihkan pandangan,ada seorang namja, ternyata ada pelanggan yang mau membeli bunga. Akupun buru-buru menghapus air mataku dan berdiri untuk melayani pelanggan.
“Nona, kau tidak apa-apa?, padahal aku sudah lama berdiri di situ.” Ucap pelanggan itu. Dia pasti meliahatku sedang menangis tadi.
“oh ya?jeongmal mianhaeyo!aku benar-benar tidak tau, sekali lagi, mianhaeyo.” ucapku dengan nada menyesal, sambil membungkukan badanku 90 derajat.
“Tidak apa-apa” namja itu tersenyum manis. Tampaknya ia seorang namja yang sangat baik.
“Bisakah kau memilihkanku seikat bunga?aku…aku mau memberikannya untuk kekasihku” ia tersenyum malu-malu, lucu sekali. Tapi sebenarnya aku sudah sering melihat pelanggan seperti ini.
“dengan senang hati. Anda ingin bunga seperti apa?”
“aku ingin bunga yang bisa menunjukan bahwa cintaku untuknya sangat tulus dan suci.” lagi-lagi dia tersenyum malu.
“mmm…kalau begitu, bunga lili saja?bunga lili ini melambangkan sesuatu yang suci dan tulus.” Tulus..ya tulus, seperti cintaku pada Jungsoo oppa..
“baiklah, aku akan membeli 1 bucket bunga lili ukuran sedang ya.”
“tunggu sebentar, akan ku bungkus dulu.” Aku beranjak mengambil beberapa bunga dan membungkusnya. Setelah namja itu membayar bunganya, ia pun pergi dari toko ku, wajahnya terlihat sangat senang. Aku senang bisa melihat pelanggan yang datang kesini pulang dengan senyuman.
Setelah itu aku kembali duduk di bangku depan toko (lagi). Aku tatap satu persatu bunga-bunga yang memenuhi toko ku. Ada berbagai macam bunga yang berwarna warni.
“Setiap bunga memiliki arti masing-masing, maupun dari bentuk dan warnanya” ujarku berbicara sendiri sambil tersenyum miris.
#FLASBACK ON#
Akhirnya kamipun sampai di perkebunan. Bau berbagai macam bunya langsung meneyeruak di hidungku ketika baru sampai . embun pagi masih menghiasi bunga-bunga, mentetes pada kelopaknya dan ada beberapa kupu-kupu yang beterbangan di sekitarku . Seperti rencana kami kemarin, hari ini kami aku akan pergi ke perkebunan tempat jungsoo oppa bekerja. Pagi-pagi sekali (sekitar jam 04.30), Jungsoo oppa sudah ada di depan rumahku, menjemputku dengan sepeda
putih kesayangannya.
“Pemandangannya baguskan?” tanya jungsoo oppa, menyadarkan lamunanku.
“iya.sangat indah!”
“ayo kita kesana.” Jungsoo oppa menarik tangan ku lebih jauh ke ladang bunga, aku hanya mengikutinya.
Sampailah kami di tengah-tengah ladang bunga lili.
“Ayo, bantu aku memetiknya. Dan masukan kekeranjang ini” ujarnya sambil memberikan keranjang dari anyaman rotan padaku.
“oppa, sebenarnya kau mengajakku ke sini untuk melihat keindahan kebun bunga apa untuk menjadikanku pembantu??” gurauku padanya.
“hahahaha…kau ini bisa saja. Tapi ini juga menyenangkan.”
“iya aku tau, hanya bercanda oppa.” Ia tersenyum simpul mendegar jawabanku. Kami pun mulai memetik bunga-bunga lili. Beberapa kali oppa mengajari ku cara memetik bunga yang benar, terkadang kami juga bercanda dan saling mengejar seperti anak kecil. Kami tersenyum bahagia bermandikan cahaya matahari pagi.
“Hyesoo-ah, Setiap bunga memiliki arti masing-masing, maupun dari bentuk dan warnanya” ucap oppa terdengar serius.
“Ya, aku tau arti dari bunga-bunga itu” ujarku bermaksud menyombongkan diri.
“kau harus kuat seperti bunga camomile.” Dia menunjuk beberapa ikat bunga camomile yang sudah baru di petik. Baru saja aku mau menjawab ucapannya, dia sudah berbicara lagi.
“kau harus seperti bunga mawar yang bisa menjaga diri dengan durinya”. Aku hanya tersenyum memperhatikannya, pandangannya tetap mengarah pada bunga-bunga itu.
“kau harus seperti bunga lili yang tulus dan suci ”. Dia memalingkan wajahnya ke arahku manis, sangat manis.
“iya oppa, aku berjanji akan selalu seperti bunga itu” ucapku meyakinkannya bahwa aku akan seperti bunga-bunga yang jungsoo oppa sebut tadi.
“ayo kita antarkan bunga-bunga ini!” dia mengangkat beberapa bunga ke keranjan sepedanya. Akupun naik ke sepedanya.
“Hyesoo,peluk pinggangku.” Ucapnya memecahkan keheningan.
“ke..kenapa aku harus memeluk oppa?” tanyaku gugup, sekarang pasti semburat merah sudah memenuhi pipiku. Tiba-tiba ia mempercepat laju sepedanya membuat tubuhku oleng dan hampir saja terjatuh jika aku tak buru-buru memeluk pinggangnya.
“Oppa……” ucapku dengan nada memelas.
“hahahah…sudah kubilangkan peluk pingangku.” Dia tertawa lepas, sepertinya dia senang sekali bisa mengerjaiku. Perlahan aku mencoba melepaskan pelukanku dari pinggang oppa gara-gara akan terjatuh tadi. Aku berhenti bergerak ketika ada sebuah sentuhan lembut menyentuh tanganku.
“jangan di lepas.” Ujarnya sambil menahan tanganku lalu mengeratkannya lagi dipinggannya. Aku hanya menuruti kemaunya >.< . Entah kenapa wajahku sangat panas, jantungku berdetak tak karuan. Tapi aku senang, seperti ada berjuta kupu-kupu yang berterbangan di hatiku, seperti ada jutaan bunga yang kini tumbuh di kepalaku, aku seperti menghirup ribuan wangi bunga, aku sangat menyukai perasaan ini. Apakah Jungsoo apa merasakan perasaan yang sama dengan ku sekarang? Apa jungsoo oppa menyukai perasaan ini sepertiku?haruskah aku mengatakannya lebih dulu pada Jungsoo oppa???
#FLASBACK OFF#
*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#
Too many good memories that I passed with you ..
In every flower that bloome
In every air that I breathe
In every light that looks ......
Always reminds me of you ....
Jokes, laughter, and cries when it is ... a witness that I really love you ...
Pobud memories haunt me, every second pobud circling in my head ...
Cant you stop into my mind ..?
That made me even more to meet your ..
Every tear that fell from my eyes ..
Being a witness that I really miss you ...
I really miss you ...*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#
<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>
Aku berjalan memasuki pekarangan rumahku, aku baru saja pulang dari toko. Ketika aku baru sampai di depan pintu rumah dan membuka kuncinya. Aku menghentikan langkah ku sejenak….Upsss…hampir saja aku lupa! Aku belum memeriksa kotak suratku! (walau sebenarnya sudah di periksa tadi pagi) .Aku pun berjalan kembali ke belakang menghampiri kotak suratku yang cantik berhiaskan tumbuhan rambat yang menjalar di badanya. Ku buka kotak surat itu, dan mencoba mencari-cari sebuah surat diantara beberapa surat-surat tak penting lainnya. Aku membaca satu persatu nama sang pengirim surat.
“Tak adakah??” ujarku kecewa. Aku melongok dan mengorek-ngorek kotak surat yang jelas-jelas sudah terlihat kosong.
“Mmmhh..mungkin besok ada” aku mencoba untuk tersenyum, memberi semangat untuk diriku sendiri.
Setiap hari aku memang selalu memeriksa kotak surat kesayangan ku ini, walaupun aku tau isinya hanya surat yang sebelumnya sudah pernah kulihat dan beberapa surat baru yang menurutku tak penting, bahkan terkadang kosong, tapi aku tetap memeriksanya. Aku tak ingin terlambat membaca jika ada surat baru darinya, aku tak ingin ingin menyesal, aku tak ingin seperti dulu, yang menjadikan aku sepeti sekarang hanya karna terlambat membaca surat darinya…..
#FLASBACK ON#
Aku memasuki pekarangan rumahku, “uhhkk…” gumamku sambil menggeliatkan tubuhku, pegal. Belakangan ini tenaga dan pikirannku benar-benar terkuras. Toko ku sedang mengalami masalah. Tanah tempat dimana toko ku (toko appa ku) berdiri ini mengalami masalah hak kepemilikan. Ternyata memang sebelum appa meninggal dulu appa menggadaikan tanah ini kepada seorang pengusaha, memang saat itu kami (aku dan appa) sangat butuh uang untuk pengobatan penyakit jantung appa . Tapi appa tidak pernah memberitahu ku kalau dia telah menggadaikan tanahnya ini, jadi sampai beliau tiada, masalah ini tak pernah terungkap lagi, sampai kemarin ada seorang pengusaha dari kota yang dantang ke tokoku. Aku bolak balik dari rumahku ke kota(Seoul) , untuk mengurus kepemilikan tanah ini, padalah jaraknya hampir 4 jam perjalanan yang di tempuh menggunakan bus. Aku sedih mengalami semua ini. Tapi aku harus menjalani semua itu agar toko ini tak jatuh ketangan oranglain, ini toko yang di bangun ayah dengan susah payah, appa menyuruhku agar menjaga baik-baik toko ini, jadi aku harus mempertahankannya. Dan entah kenapa saat seperti ini pembeli malah semakin banyak, aku kewalahan memenuhi pesanan dengan waktuku yang habis untuk mengurus kepemilikan tanah (toko) ini. Apalagi aku harus mengambil pesanan bunga sendiri karna Jungsoo oppa yang biasanya mengantarkan pesanan bunga tak pernah mengantarkan bunga lagi semenjak 5 hari yang lalu. Aku tidak tau dia kemana, orang-orang di perkebunan pun tidak pernah memberi tahu ku jungsoo oppa pergi kemana, seperti ada yang mereka sembunyikan. Aku pun tak sempat untuk ke rumahnya karna kesibukanku, apalagi jarak rumahnya memang jauh. Kira-kira bagaimana keadaannya selama tidak bertemu dengan ku?, apa dia baik-baik saja?, kenapa dia tidak menghubungiku?kenapa jungsoo oppa malah pergi saat aku membutuhkan dukungan darinya?. Aku ingin segera menanyakan semua pertanyaan itu saat kami bertemu nanti. Aku sangat merindukanya, aku kehilangan sosok hangatnya yang slalu memberikan kekuatan tersediri untuku, aku kehilangan senyumnya yang selalu menenangkan hatiku, aku seperti kehilangan separuh hatikku…Tanpa terasa air mataku jatuh saat aku terus membayangkan sosok jungsoo oppa…aku takut jika terjadi apa-apa padanya….
rasanya aku ingin segera membaringkan tubuh lelahku ini di kasur yang empuk. Aku baru saja pulang dari kota mengurus masalah kepemilikan tanah itu. Untung semuanya bisa terselesaikan, aku menebusnya menggunakan uang tabungan ku yang sebenarnya akan ku pakai untuk memperluas tokoku yang memang sempit, tapi sekarang aku harus mengumpulkannya lagi dari awal.
Tiba-tiba aku teringat pada kotak suratku yang beberapa minggu ini tak pernah aku sentuh. Jujur, aku malas memeriksa kotak suratku, karna biasanya kotak suratku selalu kosong. Tapi entah kenapa sekarang aku sangat ingin membukannya.
Aku menghampiri kotak suratku itu, membukanya perlahan. Kini mataku tertuju pada satu amplop putih yang ada di sana. Aku mengambilnya, amplop yang bergambarkan bunga lili itu, ini dari Jungsoo oppa. Tapi untuk apa jungsoo oppa mengirimkan ku surat?? Oppa bisa mengatakan padaku langsung bukan??. Dan surat ini di kirim 5 hari yang lalu, itu tepat saat Jungsoo oppa tak menemuiku lagi. Aku yang penasaran buru- burum membuka dan membaca surat itu.
*^*^*^*^*
Anyenghaseo..^^
Apa kabarmu? Semoga kau baik-baik saja seperti bunga-bunga yang tumbuh sangat baik.
Mianhaeyo…
Aku akan segera pergi untuk melaksanakan Wamil (Wajib Militer), aku akan pergi selama 2 tahun.
Mianhaeyo karna aku tidak memberitahumu sebelumnya, aku tak mau membuatmu sedih,.
Mianhaeyo…
Karna aku tidak akan menemuimu beberapa hari ini, karna aku harus pergi ke Seoul untuk mengurus surat-suratnya, setelah itu aku akan langsung pergi ke Kamp militer . Aku tak mau menemuimu bukan karna aku terlalu sibuk atau apa, aku masih mempunyai beberapa hari lagi, tapi karna jika aku bertemu denganmu, kau akan membuatku semakin susah untuk pergi.
Tapi, ketika menulis surat ini aku berubah pikiran. Aku ingin menemui mu untuk terakhir kalinya, aku ingin melihat wajahmu walaupun hanya sebentar.
Tolong…temui aku di halte bus hari minggu nanti jam 14.00, aku akan menunggu mu di sana. Datanglah secepatnya, karna waktuku tidak banyak.
Kau jangan bersedih, jangan menangis…karna setiap tetes air matamu akan membuatku sedih juga…
Aku pasti akan kembali, aku berjanji, kita pasti bertemu lagi dua tahun mendatang.
Tunggu aku, tunggu aku sampai aku kembali di sisimu.
Mianhaeyo, jika aku bersikap seperti ini. Jeongmal mianhaeyo…
Semua ini ku lakukan karna aku begitu mencintaimu…
Aku tau kau belum tentu mau menunggu ku. Tapi aku berharap, kau mau menungguku di sana.
Mianhaeyo…. Aku memang pengecut karna hanya bisa memberitahumu lewat surat ini.
Saranghaeyo yeongwonhi …Jeongmal saranghaeyo …..
*^*^*^*^*
Air mataku terjatuh begitu saja, mengalir deras di pipiku. Bagaimana bisa Jungsoo oppa pergi seperti ini…Oppa….
Ini hari minggu, hari oppa pergi…tapi apakah masih sempat?? Ini sudah jam 15.00….
Sambil masih memegang surat dari Jungsoo oppa tadi, aku berlari ke arah halte bus, berlari secepat yang ku bisa, tak ku pedulikan rasa lelah yang sebelumnya menyerang tubuhku, tak peduli seberapa jauh jarak antar halte bus dan rumahku, tak peduli betapa sekarang ini dadaku terasa sakit karna kehabisan nafas…aku tetap berlari….
#FLASBACK OFF#
<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>
Semilir angin musim semi menerpa tubuhku, menerbangkan kuntum-kuntum bunga yang terbawa dalam alirannya, meniupkan wangi-wangi bunga yang bermekaran.
Aku terduduk di sebuah bangku di bawah pohon bunga sakura , dengan kelopak-kelopa bunga yang bertebaran. Aku sedang di halte bus tepatnya. Mmmhh..dan kalian tau? Halte bus ini dekat dengan perkebunan tempat jungsoo oppa bekerja dulu.
Sebuah bus berhenti di depanku, dan menurunkan beberapa penumpang. Aku perhatikan lekat-lekat wajah penumpang yang turun, dan, tak ada. Aku melongokan kepalaku ke dalam bus, dengan tubuhku yang masih ada di luar. Aku menyapu pandanganku pada Satu persatu penumpang bus.
“mmmhhh…..tak adakah??” gumamku.
“Nona, kau mau naik atau tidak? Bus nya akan segera jalan. “ ucapan supir bus itu menyadarkanku dari lamunan.
“mianhaeyo , aku tidak naik” ucapku sambil membungkukan badan dan menjauh dari bus itu.
Aku kembali duduk di bangku, menyadarkan punggungku dan menghembuskan nafas kecewa.
Aku menggu lagi datangnya bus yang lain.
Tapi sudah setengah jam lebih busnya belum datang-datang juga.
“ahk…mana yah busnya, kenapa belum datang-datang?” ucapku celingukan mengedarkan pandangan ku ke ujung jalan. Aku kesal karna bus yang seharusnya datang sejak tadi sekarang belum datang-datang juga.
Mmmhh…bosan. Aku mengeluarkan sebuah buku dari dalam tas jingjing yang ku bawa, sebuah album foto tepatnya.
Di lembar pertama terlihat foto pria tua dan gadis muda yang sedang tersenyum bahagia, itu adalah aku dan ayah ku. Di halaman sebaliknya ada foto sepasang pengantin yang sedang melaksanakan upacara pernikahan, itu adalah ibu dan ayahku. Aku berharap aku bisa seperti itu juga dengan Jungsoo oppa…
Halaman berikutnya ada seorang pria yang sedang merangkul seorang gadis di sekelilingnya di penuhi bunga-bunga. Kalian tau itu siapa? Itu adalah aku dan Jungsoo oppa ketika di perkebunan bunga. mmmh..Ada juga foto aku, ayah, dan Jungsoo oppa saat merayakan kelulusanku di sekolah menengah atas (SMA). Hari itu sangat menyenangkan, Jungsoo oppa lah yang paling semangat menyanyi. Ada juga foto ketika aku memberi kejutan di hari ulang tahunnya, saat itu aku membuat kue tart berhiaskan buah stawberry kesukaannya, umurnya 22 saat itu. Terlalu banyak kenangan yang ku lewati bersama Jungsoo oppa, saking banyaknya hampir seluruh memori otak ku di pakai untuk menyimpan kenangan bersamanya.
Tak lama kemudian satu bus berhenti di depanku (lagi). Aku segera berdiri menghampiri bus itu, menatap wajah penumpang satu persatu, ya, seperti tadi.
“Nona, sebenarnya kau ini mencari apa sih?. Setiap datang ke bus ku kau selalu seperti ini?” tanya sang supir heran.
“tidak. Mianhaeyo telah mengganggu ahjussi (paman)”. Aku segera beranjak menjauhi bus itu dan kembali duduk di bangku tadi.
Ya, saking seringnya aku seperti ini, para supir bus sudah hapal dengan gerak gerik yang aku lakukan setiap kali ada busnya datang. Mungkin mereka sudah bosan melihatku.
Kalian tau sedang apa aku???
Ya…aku menunggunya, menunggu nya turun dari bus yang berhenti di sini. Aku mencarinya, mencari di setiap bus yang ada, mencari di setiap sudut yang bisa ku temui, JungSoo oppa…... Tapi tak perna ada, dia tak pernah muncul di hadapanku. Kalian tau sudah berapa lama aku melakukan ini? 3 tahun..ya, hampir 3 tahun semenjak kepergiannya.
#FLASBACK ON#
“Oppa..aku mohon tunggu aku…” gumamku sambil menyeka air mata ku yang terus mengalir. Aku ingin memeluk oppa untuk terakhir kalinya, aku ingin mengucapkan terimakasih padanya, aku ingin mengucapkan bahwa aku juga mencintainya….
Aku semakin dekat dengan halte bus, rasanya kaki ku sudah lemas tak kuat lagi untuk berlari.
Dari kejauhan aku melihat siluet jungsoo oppa yang akan mulai melangkahkan kakinya kedalam bus, dia terdiam sebentar mengedarkan matanya ke seluruh penjuru halte, dia mencari ku...
“Oppa..tunggu!!” aku mencoba berteriak untuk menahannya. Tidak bisa, suaraku terlalu lemah, tidak akan terdenagar oleh jungsoo oppa. Aku semakin dekat dengan busnya tapi terlambat, jungsoo oppa sudah menaiki busnya. Busnya mulai berjalan…
Tak bisakah aku memeluk oppa untuk terakhir kalinya?
“Jungsoo oppa..tunggu…..hiks..”. Gumamku sambil terisak. Jarak ku tingal 3 meter dengan busnya…tapi bus itu segera melaju kencang…
“OPPAA…!!!!” teriak ku sekuat tenaga. Ya…Jungsoo oppa melihatku, dia melihat ku dari kaca belakang bus. Aku masih bisa melihatnya tersenyum dan ia melambaikan tangannya padaku. Aku masih bisa melihatnya menggambar sebentuk hati di kaca usang berdebu di bus itu…Apa itu artinya dia mengatakan bahwa dia mencintaiku??...
“Nado…nado saranghaeyo oppa…hiks..” Aku terduduk di aspal…sekarang dadaku sesak, benar- benar sesak. Antara ingin mengangis dan kelelahan karena berlarian tadi.
“oppa…kenapa?kenapa oppa harus meniggalkanku seperti ini,,Hiskkz…”
“a..aku, bahkan belum mengucapkan ‘terimakasih’ padamu, Hikss..karna selama ini terus berada di sampingku…”
“aku ingin mengucapkan ‘sampai jumpa’ padamu…”
“aku ingin mengucapkan bahwa aku juga mencitaimu…”
“oppa..a..aku berjanji akan menjadi bunga seperti bunga camomile, aku berjanji akan seperti bunga mawar, aku akan sepeti bunga lili yang slalu kau sukai..aku berjanji akan tetap di sini menunggu mu di sini…aku akan tetap mencintaimu…hikss…hikss..”. Aku masih menangis hebat, seluruh tubuhku bergetar…dadaku naik turun karna menahan tangis…tenggorokan ku seperti tercekat ketika berusaha menahan tangisku.
Bagiku, jungsoo oppa bukan hanya sebagai orang yang ku cintai, tapi lebih. Dia seperti ayah yang memelukku ketika aku mengis, dia seperti kakak yang selalu melindungiku dari bahaya, dia seperti sahabat yang selalu mendengarkan keluh kesahku tanpa meminta balasan apa-apa. Dia satu-satunya orang yang ku punyai saat ini. Tapi sekarang? Jungsoo oppa juga pergi…
#FLASBACK OFF#
Ahkk…hatiku benar-benar sakit saat mengingat itu. Kalian tau?
Aku bahkan tidak pulang hari itu, aku tertidur di bangku halte, aku terus menangis semalama, mungkin karna kelelahan aku tertidur di sana, tepatnya pingsan . Sampai akhirnya seorang namja menemukan tubuhku di halte bus dengan keadaan mengenaskan, bibirku pucat, mataku bengkak karna menagis terus, dan suhu tubuhku sangat tinggi. Kalian tau siapa dia? Dia yongwoon oppa….
<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>
Aku sedang sibuk membereskan bunga-bunga di toko, sampai ada suara seorang namja yang membuatku kaget.
“Anyeong!” sapa suara itu tiba-tiba dari arah belakangku. Aku yang kaget, menjatuhkan semua bunga-bunga yang ku pegang.
“Yongwoon oppa!kenapa mengagetkanku seperti itu..”
“Mianhaeyo..aku tidak sengaja.” Ia mengambil bunga-bunga yang tadi ku jatuhkan.
“gwencanayo..” ucapku sambil tersenyum.
“oya, ini bunga-bunga baru untukmu” ia menyerahkan seikat besar beberapa jenis bunga-bunga baru padaku.
“gamsahamnida oppa..” ucapku singkat. Ya, yongwoon oppa lah yang setiap harinya mengantarkan bunga-bunga padaku setelah Jungsoo oppa pergi. Dia teman Jungsoo oppa ketika di perkebunan. Dia sangat baik dan perhatian padaku, tapi tetap saja tak ada yang sebaik Jungsoo oppa di mataku.
“Hyesoo-ah, kau baik-baik saja?” tanya opppa ketika meilihat jejak-jejak air mata di pipiku.
“gwenchanayo oppa…” aku mengelak, memalingkan wajahku dari sorot matanya.
“Tapi kau mengangis…”ucapannya terdengar sedih. Dia mencoba menyentuh pipiku, tapi aku tepis tangannya.
“Mianhaeyo..” ucapnya menyesal.
Beberapa menit keadaan hening, sampai ia berbicara lagi.
“Kau masih memikirkannya?” tanya Yongwoon oppa.
“Maksud oppa?” jawabku tidak mengerti.
“kau masih memikirkan Jungsoo hyung?kau masih sering menunggunya?”
“Tentu saja, tidak mungkin aku melupakan jungSoo oppa..aku akan terus menunggunya.”
“Hyesoo..kau jangan seperti ini terus…Lupaka—“ aku memotong ucapannya, karna aku tau, dia pasti mau menyuruhku untuk melupakan Jungsoo oppa. Aku memang menghormati Yongwoon oppa, tapi aku paling tidak suka jika Yongwoon oppa sudah seperti ini.
“Sudahlah! Jangan campuri urusanku…” . Aku kesal! Aku tak mungkin melupakan Jungsoo oppa, dia orang yang sangat ku cintai..
“Jeongmal mianhaeyo, aku tidak bermakud untuk mencampuri urusan mu, maaf jika kau terganggu. Aku hanya hkawatir padamu..”
“aku tau oppa hkawatir padaku. Tidak apa-apa..”
“Ya sudah, aku pergi dulu ya. Anyeong!” dia pun keluar dari toko ku, mealnjutkan pekerjaannya mengantarkan bunga ke para pedangan yang lainnya.
<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>
Saat itu langit mulai gelap, awan-awan di langit berarakkan membentuk satu gumpalan hitam menghalangi cahaya sang mentari.
Rintik hujan mulai turun satu persatu, menyentuk kelopak bunga sakura yang berjatuhan.
Aku masih di sini, aku kembali di sini, di halte bus, menunggu jungsoo oppa seperti bisa. Bosan dengan apa yang sehari-hari yang ku lakukan hanya ini dan ini saja? aku hanya bisa menggu dan menuggu tanpa bisa berbuat apa-apa…Ya memang beginilah hidupku, hidupku sudah berubah semenjak ia pergi, sekarang hidupku seperti sudah di takdirkan hanya untuk menunggunya. Aku tak punya tujuan hidup lagi selain menunggunya. Semua orang yang ku sayangi telah pergi, hanya dia yang masih bisa ku tunggu.
Rintik hujan mulai memenuhi seluruh permukaan bumi, Hujan pun semakin deras dan deras.
‘Wushhhhssss…………….’
Angin menerpa tubuhku agak kencang, menerbangkan rambut-rambutku ke belakang, sangat dingin. Aku merapatkan dekapan tangan pada lututku. Perutku mulai berisik minta diisi, aku memang belum makan siang sama sekali. Tapi aku tidak boleh pulang dulu, aku masih harus tetap di sini.
Fyuhhh…. Sekarang hujan semakin deras, dinginya menusuk ke tulangku. Akupun tidak bisa pulang, mungkin aku tidak akan pulang juga…..Aku menaikan kaki ku ke atas bangku, mendekap lututku yang kedinginan, memendamkan kepalaku di antara kedua lutut.
(AUTHOR POV)
“Hyesoo-ah.” Panggil seseorang .hyesoo langsung mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara orang itu , suaranya tidak terlalu jelas karna teredam air hujan.
“Oppa??kenapa oppa di ada sini??” hyesoo sedikit kaget karna ternyata orang yang memangilnya itu adalah Yongwoon. Dia tampak mengatur nafasnya, seperti sudah lari ribuan meter. Dia membawa dua payung di tangannya satu di pakai dan satu lagi di tutup, bajunya sedikit basah karna terkena cipratan hujan. hyesoo tau sekarang hari libur nasional, jadi karyawan di kebun bunga pun di liburkan. Dan hyesoo juga tau rumah Yongwoon jauh dari sini, karna rumahnya dekat dengan rumah jungsoo oppa. Lalu kenapa dia bisa di sini?.
“Aku…aku mau menjemputmu. Ayo kita pulang.” Ujarnya sambil menyodorkan payung yang ada di tangan kirinya kepada hyesoo.
“aku tidak mau pulang oppa…aku mau di sini.” Ucap hyesoo setengah memohon.
“Tapi ini hujan Hyesoo, kau bisa sakit nanti…”
“tapi aku ingin tetap di sini…” ucap hyesoo lirih, tapi masih bisa terdengar. Yongwoon hanya diam saja, dia berjalan mendekati hyesoo, ikut duduk di bangku tepat di sampingnya.
“Hyesoo-ah..” pangilnya.
“ne?”
“jangan seperti ini….kau jangan menunggunya lagi.” Ucapnya sambil menatap sendu ke arah hyesoo.
“tapi aku ingin tetap di sini, aku ingin menunggunya..”
“Hyesoo! Ini demi kebaikan mu. kau Tolong jangan lakukan ini lagi, jangan menunggunya lagi!”
Hyesoo hanya diam, memalingkan wajahnya dari tatapan Yongwoon . Pikirannya akan kacau jika melihat mata Yongwoon yang terlihat memohon padanya itu. Bagaimana pun yongwoon terlalu baik padanya.
“aku mohon….” Ucap yongwoon memelas. Hyesoo bisa melihat kesedihan terpancar dari matanya.
“jangan memohon seperti itu…!jangan memohon kepadaku…”
“Kau harus melanjutkan hidupmu hyesoo…hidupmu masih panjang, kau masih punya banyak bunga yang harus kau urus, kau masih punya banyak impian yang harus kau capai, kau masih punya aku..mungkin aku bisa menjagamu... Aku tau kau begitu mencintai jungsoo hyung, tapi bukan begini caranya…” .Ya, selama ini, setidaknya selama jungsoo pergi, yongwoon selalu ada di sisi hyesoo, dia yang menggantikan jungsoo mengantarkan bunga ke toko hyesoo, dia yang menghibur hyesoo ketika sedih, dan dia yang selalu menyuruh hyesoo untuk melupakan jungsoo, walaupun dia tau dia tah
“cukup….”ucap hyesoo dengan suara yang bergetar.
(AUTHOR POV END)
(HYESOO POV)
“jika kau tidak mau melakukannya demi aku, lakukanlah demi ayah dan ibu mu, lakukanlah demi jungsoo hyung. Mereka pasti sedih melihat mu seperti ini, tak pernah mengurus diri,tak perna makan teratur, lihat badan mu? kau sudah semakin kurus….mereka juga pasti ingin kau melanjutkan hidupmu...Jungsoo hyung bukan segalanya bagimu” . Mataku panas. Air mata yang sejak tadi ku tahan akhirnya terjatuh begitu saja, bahkan sekarang tak bisa ku hentikan.
Yongwoon oppa mendekat padaku, perlahan tangannya tergerak menyentuh pipiku, menghapus air mata yang mengalir deras. Aku benci perasaan seperti ini, seperti ada ribuan batu yang di hentakan ke tubuhmu, seperti hatimu terhimpit sesuatu sehingga kau tak bisa bernafas, seperti musim dingin yang tak pernah berakhir.
“CUKUP!!” teriak ku sambil menepis tangan yongwoon oppa kasar. “Jangan bicara seperti itu!!!jangan berbicara seperti itu tentang jungsoo oppa !kau tidak tau apa tentang perasaan ku!!!” aku berdiri dari dudukku. Aku meneriakan semua itu bukan karna aku marah, tapi karna aku ingin meluapkan perasaan ini. Seperti perasaan takut, tapi bukan itu, entahlah….
“Sekarang oppa pergi!!JANGAN CAMPURI URUSANKU..!!!” teriak ku keras dengan air mata yang membasahi pipiku,.
“aku melakukan ini untuk kebaikkan mu hyesoo!!” Yongwoon ikut berdiri dan berteriak, aku tau teriakan itu bukan teriakan marah.
“tidak!aku akan baik jika jungsoo oppa bersamaku!” Ya, aku akan baik-baik saja jika saat itu jungsoo oppa tidak pergi, aku akan baik-baik saja jika oppa tetap di sampingku.
“dia tak akan pernah kembali..DIA TAK AKAN PERNAH KEMBALI!!…!”
“DIAM!! Jangan katakan itu!!”. Tubuh ku kembali bergetar mendengar kata itu, ‘dia tak akan pernah kembali’, itulah kata yang sangat ku benci. Tanganku bergetar, air mataku tak berhenti mengalir “dia akan kembali…dia akan kembali…dia pasti akan kem—…”
“Sadarlah! dia tak akan pernah kembali!!dia sudah meninggal hyesoo!!!DIA SUDAH MENINGGAL!!dia tak akan pernah turun dari bus yang selalu kau tunggu, dia tak akan pernah kembali padamu! DIA SUDAH MENINGGAL!!!” teriak yongwoon oppa sambil mencengkram bahuku dan mengoyang-goyangkannya.
Aku tertegun mendengar kata-katanya. Tubuhku bergetar hebat, tungkai ku lemas, dadaku sesak, sakit. Kepalaku seperti berputar-putar, mengingat kenangan-kenangan yang tak ingin ku ingat. Perasaan ini datang lagi, perasaan yang terus menghantuiku semenjak 2 tahun lalu, rasa yang terus bersemayam di dadaku, rasa yang sempat bisa ku hilangkan sesaat walaupun tak benar-benar hilang , rasa ini…rasa takut…. TAKUT KEHILANGAN MU… aku benci perasaan ini….
“AAHHHKKKKKKKKHHHHHH………………!!!!!!!!” aku berteriak sekuat tenaga ku, melampiaskan semua perasaan yang sekarang berkecambuk di dadaku, menahan sakit yang tiba-tiba menjalar di seluruh tubuhku.
Aku menghempaskan tangan yongwoon oppa yang tadi mencengkram bahu ku. Aku berlari meninggalkannya, aku tak peduli seberapa deras hujan yang kini mengguyur tubuhku, aku tak peduli dinginnya air hujan yang menusuk kulitku, yang ku inginkan hanyalah berlari, meninggalkan semuanya…
“Hyesoo…….!!” Aku tau yongwoon oppa sekarang sedang mengejarku. Tapi aku tak memperdulikannya, aku tak perduli dia terus memanggil-manggil namaku, aku tak mau peduli….
“ahhkk…” erangku sambil tangan kananku memegangi kepala yang entak kenapa terasa sakit, juga tangan kiriku yang memukul-mukul ke jantungku yang terus terasa aneh ini…
Potongan-potongan kejadian itu terus berputar-putar di kepalaku bagai film tua yang kembali di putar.
Aku kembali mengingatnya, kejadian-kejadian yang tak mau ku ingat….
#FLASBACK#
(AUTHOR POV)
“Jung..jungsoo oppa….” Panggil seorang gadis parau .Ia mematung di tempatnya, di depan pintu kamar mayat. Tak berani menghampiri jasad itu . Ia tak percaya bahwa tubuh tak bernyawa yang ada di depannya ini adalah jungsoo oppa-nya. Tubuhnya bergetar, rahangnya mengeras, tak bisa berbicara apa-apa, ’SHOCK’ satu kata itu yang sekarang terjadi padanya sekarang. Dunia seakan runtuh seketika.
Ia berjalan mendekat kearah jasad yang tertutup kain putih itu. Perlahan Ia usap wajahnya, kusam tapi begitu pucat, dengan darah yang sudah mengering di pelipisnya. Airmatanya mengalir begitu saja, terjatuh tepat ke jasadnya.
“ini mimpi…i..ini pasti hanya mimpi” lirihnya. Ia mencoba memejamkan matanya, berharap ini mimpi yang biasa ia alami. Berharap setelah ia membuka mata lagi ia akan terbangun di kamarnya.
Tapi….TIDAK. Tentu saja tidak akan terjadi. Karna ini nyata…
ia tetap di sini, di hadapan jasad Jungsoo…
Dadanya terasa sakit sekali, seperti ada yang menghetakannya, entah apa. Airmatanya tak bisa berhenti mengalir sekarang.
“oppa…bangunlah..hikss…” ucap hyesoo sambil mengelus tangan pucat jungsoo. “bangunlah oppa…hisk..buka matamu…hikss..” Ia masih berharap bahwa sang pria di depannya belum tiada, berharap bisa meliahat pria itu membuka mata dan tersenyum padanya
“Hyesoo…” ucap Yongwoon sambil mengusap punggung Hyesoo, mencoba menenangkannya gadis di hadapannya. Ia tau Hyesoo pasti sangat terpukul, ia tau Hyesoo begitu menyayangi jungsoo, bahkan lebih dari sekedar menyayangi.
“Oppa, jungsoo oppa akan bangunkan? Iya kan..?” tanyanya penuh harap pada youngwoon
“Hyesoo…kau harus menerima kepergiannya..dia sudah tenang di surga…” ujar yongwoon sambil mengusap Hyesoo.
“hahahha…kau bercanda oppa!aku tau nanti jungsoo oppa akan bangun dan mengantarkan bunga lagi kepadaku..” Ia mencoba tertawa tak bernada, malah terdengar rasa pedih di suara tawanya .
“Hyesoo, sudahlah..relakan dia…”
“ANDWE!aku tau jungsoo oppa akan bangun sebentar lagi…aku tau itu…” Hyesoo menatapnya kembali, jasad itu.
“iya kan oppa? Oppa akan bangun kan?” ujar Hyesoo sambil mengusap-ngusap wajah kusam jungsoo. Berusaha tersenyum, walau sebenarnya itu palsu.
“Aku mohon bangun..hikss…oppa…bangun..” Hyesoo tetap pada keyakinannya, tetap ingin membangunka jungsoo oppa-nya.
“OPPA….!!BANGUN..!........aku mohon bangunn….!!! Oppa…BANGUN…!!” Hyesoo semakin histeris, ia berteriak sambil mengguncang-guncangkan tubuh Jungsoo.
“Hyesoo..!sudahlah..sudah..” ucap Yongwoon berusaha menenangkan hyesoo. Ia mencoba memeluk tubuh mungil itu, agar hyesoo bisa sedikit tenang.
“Lepas!!aku mau membangunkan Jungsoo oppa!!Lepas..!LEPASS..!!” Bukannya tenang hyesoo malah semakin berontak berusaha melepaskan pelukan Yongwoon, sambil memukul-mukul badan yongwon.
“Hyesoo!!tenanglah…!” Yongwon terus berusaha hyesoo walau teryata sangat sulit.
“Diam…!!LEPASS!! LEPASKAN…!!” Hyesoo teurus berteriak dan memberontak, namun sia-sia, tangan besar yongwoon terlalu kuat menahannya.
“Hyesoo!! Tenanglah dulu…!” Yongwon menugsap-ngusap punggung hyesoo, mencoba memberinya kekuatan . Hyesoo sedikit tenang, ia bisa terdiam walau nafasnya masih memburu, walau air matanya masih mengalir. Yongwoon mencoba menatap mata hyesoo.
“Saat itu, saat jungsoo hyung bertugas di Pulau Yeonpyeong, Jungsoo hyung terkena peluru tentara korea utara, tepat di pelipis kanannya. Ia mengeluarkan banyak darah dan-“ Yongwoon terhenti sebentar sebelum mengucapkan kalimat berikutnya, takut gadis di hadapannya kembali histeris.
“dan, ia meninggal…”dengan ragu Yongwoon mengucapkan kata itu. Tak ada rekasi dari hyesoo, hening sesaat.
“Hikkkss….Hi..hikkkss..hikks…” Hanya suara itu yang kini terdengar, suara tangisan Hyesoo yang terdenar begitu pilu. Ia teduduk di lantai, kakinya lemas, sudah tidak kuat menopang berat tubuhnya.
“sudahlah…sudah…aku juga sedih, aku mengerti perasaan mu,,” Yongwoon kembali memeluk hyesoo, mencoba menenangkannya.
“kenapa..hikss…kenapa dia pergi…hikss….Dia bahkan tidak berpamitan kepadaku…hikkss..waktu itu dia menyuruhku menunggunya dan aku telah menunggunya selama 1 tahun ini, sekarang berapa lama lagi aku harus berapa lama lagi aku menunggunya?berapa?” rancau Hyesoo dengan di selingi isakannya.
“jangan menunggunya lagi…sudahlah…”
“ANDWE!!” setelah tadi sedikit tenang Hyesoo kembali berteriak, berontak dari dekapan yongwoon.
Yongwoon yang tadi sedikit melonggarkan pelukannya karna melihat hyesoo sedikit tenang tadi, kaget, karna tiba-tiba ia memberontak lagi dan kini berjalan menjauh darinya.
“AAAAAAAAHHHKKKKK……………!!!!!!!” Hyesoo berteriak tak terkendali. Ia mencengkram kepalanya sambil menghentak hentakan kakinya ke lantai.
“AAHHKKKK………!!!” teriak Hyesoo frustasi. Ia benar-benar bukan hyesoo yang biasanya terlihat setiap hari, Ia seperti manusia yang berbeda. Yongwoon benar-benar tak tega melihat hyesoo seperti ini, matanya sudah panas menahan tangis. Tak pernah Yongwoon melihat hyesoo begitu terpukul seperti ini, ya, baru kali ini. Selama ini Hyesoo adalah gadis yang kuat, selalu bisa mengendalikan emosinya dalam keadaan apapun, maka dari itu yongwoon mengaguminya, sangat mengaguminya, tapi benarkah hanya sekedar mengagguminnya??.
Yongwoon menghampiri hyesoo dan memegang pundaknya. Tapi tepat pada saat itu, Hyesoo pingsa tak sadar kan diri.
Selama 3 hari ia pingsan, belum juga terjaga. Panas tubuhnya sangat tinggi. Yongwoon begitu hkawatir karna ini, Selama itu ia selalu menemani dan mengurus hyesoo. Bahkan ia tak pernah pulang dari rumah sakit.
Sejak saat itu, Hyesoo kembali menunggu Jungsoo di halte bis. Ia seakan tidak pernah mengingat kejadian ini. Yang ia harapkan bahwa Jungsoo kembali pulang dan tersenyum padanya.
#FLASBACK OFF#
(Yongwoon POV)
“Hyesoo-ah!!Kau mau kemana?!!” teriak ku terus menerus, tapi lagi-lagi hyesoo tidak memperdulikannya, ia tetap berlari sibuk dengan pikirannya sendiri. Kini aku tak perduli degan payung-payung yang tadi ku jatuhkan, tak peduli dengan derasnya hujan, yang ku pikirkan sekarang adalah mengejar Hyesoo.
Perlahan kecepatan berlarinya mengurang, aku tau ia kelelahan. Apalagi ini hujan, tubuhya gampang sekali terserang penyakit.
“Hyesoo-ah!mianhaeyo…!” bujukku terus agar dia mau berhenti berlari. Larinya semakin melambat, aku, aku hampir meraihnya. Dengan satu kali langkah akhirnya tangan ku berhasil meraih pundaknya.
“Hyesoo-ah, jangan berlari lagi…hosshh…kau bisa sakit…” ujarku dengan nagas yang masih tersenggal-sengal.
Ia tek melawan sama seklai sekarang, hanya terdiam dengan tatapan kosongnya. Deras air matanya tak terlihat lagi karna berbaur denga air hujan.
Seketika semua hening, hanya suara derasnya hujan dan petir yang sesekali menyambar.
“Hikss..hiskkksss….hiik..hiksss…..” Hyesoo mulai menangis lagi, terdengar begitu pilu. Nafasnya tersengar-sengal menahan tangisnya, badannya bergetar mengigil kedinginan.
“Hyesoo…?” ujarku memastikan bahwa ia baik-baik saja, tapi tentu saja ia sedang tidak baik. Aku memegang pipinya ragu, aku tau pasti ia akan menepisnya lagi. Tapi ternyata dugaanku salah, ia tetap diam tak bereaksi, ,masih dengan tangis pilunya.
Aku merah pundanya, meraih tubuh kecilnya ke dalam dekapanku. Aku tau, ini hanya untuk menangkannya. Dia tak membalas pelukanku, ia tetap mematung di tempatnya.
“hiksss…..hikkss…oppa…jungsoo oppa…..hisskkks..” tangisnya sambil lirih menyebutkan nama jungsoo hyung. ‘Ya Tuhan, kasian gadis ini, kenapa Kau ambil Jungsoo hyung begitu cepat…’ ucapku dalam hati.
Dia terus menangis sambil menyebutkan nama Jungsoo berkali-kali.
‘Mianhae Hyesoo…aku menyembunyikannya dari mu’ gumamku dalam hati. Aku…aku merahasiakan makam Jungso hyung darinya, bukan aku tidak ingin memberi tau, tapi dia tak pernah ingin tau, dia selalu mengelak jika aku ingin memberitaunya, dia selalu berlari seperti tadi ketika aku akan memberi taunya…
“Hyesoo…ayo kita pulang…” bujuk ku lagi. Dia tak beranjak dari tempatnya sama sekali, tubuhnya seakan mengeras.
“Hye—“ ucapanku terhenti saat menyadari matanya terpejam, dan tubuhya melemas dan hampir terjatuh jika tidak ku tahan.
DEG..!!
Aku takut hal terburuk yang selalu aku pikirirkan terjadi, Ia pergi meyusul jungsoo hyung pergi ke sana….
“Hyesoo!” aku menahan tubunya sabil menepuk nepuk pipinya pelan agar ia tersadar. Dengan rasa takut aku memeriksa denyut nadinya.
“Ya Tuhan! Terimakasih!” ucapku sedikit tenang sekarang. Nadinya masih berdenyunt, walaupun lemah…
Aku harus segera membawanya pulang. Dengan hati-hati aku menggendong tubuhnya dengan kedua tanganku.
‘Hyesoo…aku akan menjagamu…Aku tak akan membiarkanmu terus seperti ini..Tak akan ku biarkan kau menunggu di halte bus lagi..’ ucapku dalam hati. Entahlah aku bisa benar-benar menjaganya atau tidak. Gadis ini teralu keras kepala, Ia terlalu mencintai Jungsoo hyung….Aku pun harus bekerja, tak bisa terus bersamanya. Aku…akan berusaha semampuku.
*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#
How can
you go this way?
you left me just like that ..
Without leaving a word for me?
Without giving a hug for me?
You do not give a chance to hug you ..
Even you do not give me a chance to say "I love you ..."
Or just a thank you for the last time ...
And now?
how I can smile without you?how
can I survive without you?
please give me know how to live without you?
because to me you're like me stand where the land ..
because you like the air that I breathe ...
you are half my soul ...
you are my life ...
you can’t like this ...
can’t ... *#*#*#*#*#*#*#*#*#*#
<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>*<*>
---BEBERAPA HARI KEMUDIA---
(HYESOO POV)
Semilir angin musim semi menerpa tubuhku, menerbangkan kuntum-kuntum bunga yang terbawa dalam alirannya, meniupkan wangi-wangi bunga yang bermekaran.
Aku terduduk di sebuah bangku di bawah pohon bunga sakura , dengan kelopak-kelopa bunga yang bertebaran. Aku di Halte bus!. (lagi-lagi)
Aku di rumah sejak kemarin, karna aku tidak enak badan dan suhu tubuh ku tinggi sekali. Aku tidak di izinkan keluar oleh Yongwoon oppa bahkan untuk membuka toko. Ia yang merawatku selama aku sakit kemarin, jadi aku tak bisa menolak permintaannya. Tapi karna aku sudah sembuh sekarang aku bisa membuka toko ku lagi.
Aku bosan terus berada di toko tak ada yang bisa ku lakukan di sana karna pelanggan sepi , jadi aku pergi ke sini. Mmmh..aku tau aku pun tak bisa ku lakukan.
Tapi setidaknya di sini aku bisa menunggu Jungsoo oppa kan?.
(AUTHOR POV)
Gadis itu tetap duduk di sana…di bangku di haltebus, di bawah pohon bunga sakura yang sedang bermekaran.
Ia tetap menunggu di situ, walau sebenarnya ia tau orang yang di tunggunya tak akan kembali. Tapi ia hanya ingin menunggu. Tanpa ia tau bahwa sebenarnya Jungsoo dekat dengannya, slalu ada di dekatnya. Dalam gundukan tanah merah di balik bunga-bunga dan ilalang di bawah pohon bunga sakura....di depan halte bus dekat kebun bunga..
Ia mengoyang-goyagkan menggoyang-goyangkan kakinya , menikmati semilir angin musim semi hari ini…
“Huh…Busnya terlambat lagi!”
*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#
I'm
still waiting for you even if the people oppose it
I'm still waiting even though the whole world arrest
I'm still waiting for you though a thousand years
I will stay here
In the first place you go left
I will stay here
wait till my time runs out
I will stay here
Along with the flowers that keeps reminding me of you
I do not care even if my time runs out in vain
I do not care even when the winter wind hit my body
I do not care during the hot summer sun on my skin sting
Or a thousand points of rain that soaked my body
I dont care even though I know you'll never come to me ...
I dont care all that ...
I dont know why I want to do this.
You know why?
Maybe because I too love you
I dont want if not you who is on my side
I dont want to live without you ...
All I want is waiting for you
I've been following your wish right?
Yes, I'm waiting for you.
I'm still here
I’M STILL WAITING OF YOU PARK JUNG SOO….
*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#
…END…
Kwkwkwkkwk…
Akhirnya END juga ya ni fanfic…hehehh..
This fanfic special for Leeteuk aka Jung soo aka Angel without wings aka My GegeTeuk :D, yang mau Wamil tahun ini :’-(. Semoga fanfic ini gak akan pernah terjadi di kehidupan nyata (Amiinnnnn) *nge-Aminin sampe nunduk-nuduk nyampe tanah*. Karna ini Cuma fanfic ya, cuma hkayalanku… v(^^,)v
Special thanks : Leeteuk oppa, Kangin oppa n SUPER JUNIOR. Dan yang udah mau baca fanfic ini.
Mianhae klo jelek n ada ksalahan pda pnulisan kata....
No comments:
Post a Comment
Comment Please~~