May 21, 2013

Filosofi Bunglon











Tau bunglon kan? Reptil yang terkenal sebagai penyamar kelas kakap, ia berpartisipasi; mengambil peran dalam sistem bernama kehidupan dengan mengubah warna tubuhnya. Ya,  begitulah caranya , ia akan mengubah warna tubuhnya menjadi seperti sesuatu yang paling dekat dengan dirinya (yang menyentuh kulitnya lebih tepatnya). Bunglon adalah salah satu jenis Chameleon dari 100 jenisnya. Ada yang hanya bisa mengubah warna tubuhnya dari hijau ke coklat dan sebaliknya. Dan banyak diantaranya yang bisa berubah ke banyak warna. Chameleon memberi kemampuan bunglon untuk mengubah warna tubuhnya.




Pernahkan bertanya kenapa bunglon mengubah warna tubuhnya? Beradaptasi dengan lingkungan kah? Bentuk pertahanan kah? Untuk menggoda pasangannya kah? Atau takdir (gak ilmiah banget yang ini) . Dari yang saya baca sih dari berbagai sumber (blog, web, dll)  hampir benar semua (kecualli yang terakhir).

1.   Sinar Matahari
Ketika Chameleon coklat ingin berjemur di bawah sinar matahari, maka si chameleon akan mengubah warna kulitnya menjadi hijau untuk memaksimalkan refleksi sinar matahari yang di dapat.
2.   Suhu
Ketika suhu dingin, kulit chameleon akan berubah berwarna gelap untuk memaksimalkan penyerapan panas.
3. Mood
Kemudian, bunglon juga bisa mengubah warna kulitnya karena “ditantang” sesama bunglon untuk menjadi merah, misalnya. Atau, bisa juga karena ingin menarik perhatian betina, bunglon jantan akan mengubah warna kulitnya menjadi ungu, buru, atau lainnya.
4. Kamuflase
Kemampuan berubah warna atau kamuflase alami pada bunglon membuat hewan ini mampu menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap beberapa kondisi.
5. Peringatan
memperingatkan tetangga-tetangganya akan keberadaan bahaya yang mengintai.
6. Komunikasi
Perubahan warna ini juga memiliki fungsi untuk menjadi salah satu cara berkomunikasi hewan ini. Bunglon jantan di beberapa spesies akan mengubah warnanya ketika sedang bersiap-siap untuk berkelahi, ungkap Campbell.
`   7. Menarik Perhatian
Bunglon juga menggunakan warna tubuhnya untuk menunjukan ‘availability’ masa produktif seksualnya. Panther cameleon jantan akan mencari pasangannya dengan memamerkan warna-warni perpaduan biru, hijau, oranye, kuning, merah dan putih untuk memikat bunglon betina.



Dan…..yang paling menarik bagi saya yaitu kamuflase! Kamuflase sendiri adalah suatu metode yang memungkinkan sebuah organisme atau benda yang biasanya mudah terlihat menjadi tersamar atau sulit di bedakan dengan lingkungan sekitaranya (mari kita sebut ini menyatu dengan lingkungan) .  Untuk apa bunglon berkamuflase? Jawabannya adalah untuk melindungi diri. Perubahan warna bunglon  termasuk kemampuan mimikri artinya... sifat yang cendrung melindungi diri, ada banyak cara melindungi diri :), salah satunya berubah warna ini. 



Melindungi diri itu…sifat alami mahkluk hidupkan? Baik tumbuhan, hewan, apalagi manusia. Kenapa sampai ada yang namanya ‘egois’? ‘overprotektif?, ‘egois’ karna manusia ‘terlalu’ melindungi dirinya sendiri, sementara ‘overprotectif’ karna manusia terlalu melindungi terhadap apa yang mereka rasa adalah mirik mereka. Beralasan adalah salah satu cara manusia untuk melindungi dirinya dari tuduhan yang diajukan agar ‘punish’ yang didapatkan menjadi sesuai dengan keinginan mereka. Ada juga beberapa jenis ‘bohong’ yang termasuk melindungi diri, sebenarnya sih…itu masih ke ‘beralasan’ hanya saja alasan yang mereka buat terlalu mengada ngada sangat jauh dari kenyataan, jadilah itu namanya berbohong. Ahh…satu lagi, yaitu berkamuflase! Ya…seperti bunglon tadi, menyesuaikan diri dengan lingkungan. Jika bunglon akan ‘merubah warna menjadi seperti yang ada di sekitarnya’ manusia akan ‘merubah sifat seperti yang ada di lingkungannya’ (mengerti maksudnyakan?). Berarti…jadinya sama dengan menipu dong? Berganti ganti sifat setiap dalam situasi yang berbeda?mempunyai banyak kepribadian? Bukan, bukan begitu. Ah…coba kita pahami dulu bagaimana bunglon menganti warna kulitnya… 


Proses mimikri ( berubah warna ) pada bunglon bukan disebabkan oleh hormon, tetapi karena kulit bunglon berlapis2 dan dilapisan atas terdapat sel khusus.. dengan pigmen masing2 warna yang dapat kontraksi melebar dan mengecil yang disebut sel melanophores (chromatophores) ada sel berwarna biru, merah dan hijau...kalau salah satu melebar… maka spektrum sinar matahari  akan di pantulkan dan kulitnya berubah warna, dan jika semuanya mengkerut lapisan bawahnya ada bagian dengan pigmen melanin yang berwarnay kehitaman. Perubahan warna pada bunglon berawal bari ketika mata bunglon menangkap warna lingkungan sekitarnya, kemudian cahaya ini disalurkan ke bagian epitalamus. Selanjutnya, epitalamus akan mengolah rangsang yang masuk lalu menghantarkannya ke seluruh saraf tepi di semua permukaan kulit bunglon dan chromatophore akan menangkap pesan dari otak tersebut. Dengan begitu, chromatophore akan membesar atau mengecil. Membesar atau mengecilnya chromatophore akan mengakibatkan pigmen-pigmen bercampur dan akan membentuk warna yang menyerupai lingkungan sekitarnya.


Ahh..jadi begini maksud saya. Dalam konsep ini bunglon tidak ‘mengganti’ warnanya, melainkan hanya ‘menyembunyikan’ warna yang satunya dan ‘memunculkan’ warna yang lainnya. Bunglon toh tetap bunglon, walau menepel pada pohon, Ia tetap bunglon, tidak akan berugah jadi pohon, walaupun menempel pada gajah, ia hanya akan meniru warna gajah, bukan menjadi gajah. Yang berubah hanya luarnya, bukan keseluruhannya, demi melakukan sifat alamiahnya. Dan jika di terapkan pada manusia jadinya…manusia bukannya berganti-ganti sifat, hanya saja ‘menyembunyikan’ sifat yang satunya dan ‘memunculkan’ sifat yang lainnya. Untuk apa? Ya untuk beradaptasi tadi, menyatu dengan lingkungan, bersembunyi dari musuhya, menarik lawan jenisnya, sesuai moodnya, dan lainnya. Itu semua…alami kan?


Mmm…. Tapi, ada banyak spesies bunglon, seperti Namaqua dan Brygoo hanya bisa berubah dari coklat atau abu-abu menjadi hijau dan kembali lagi. Dan pada manusia, ada juga beberapa ‘spesies’ yang seperti itu, yang kurang bisa menyatu dengan lingkungan, yang kurang bisa beradaptasi, berkamuflase. Kalau pada manusia sih…orang-orang seperti itu biasanya sih manusia yang tidak fleksibel, kaku, dan cenderung keras kepala. Mereka biasanya mengangap benar apa yang mereka anggap benar, walaupun belum tentu di lingkungan sekitarnya juga begitu. Mereka melakukan apa yang ingin mereka lakukan, tanpa memerhatikan lingkungan tempatnya tinggal. Tapi bunglon tetaplan bunglon, mereka juga berganti warna, hanya saja kurang berfariasi ^^, dan akibatnya adalah….jadi kurang bisa menyatu dengan lingkungan, dengan komponen-komponen yang ada didalamnya, dengan manusia-manusia lainnya, itu yang utama, sementaran selanjutnya adalah jadi tidak bisa menarik lawan jenis misalnya, atau kurang bisa berkomunikasi misalnya?. Itulah pentingnya fleksibilitas, menjadi fleksibel. 


Ah..cukup ya? Mengerti atau tidak…ya begitulah intinya. Kalau tidak mengerti, mungkin bahasa saya yang kaku, tidak fleksibel :p. Tapi soal baik atau buruknya…salah atau benarnya…itu tergantung apa yang kalian tangkap.
Salam manis dari gadis bunglon~~~ ^__^


Sumber :

9 comments:

  1. bunglon reptil paling unik di dunia menurut saya :D

    ReplyDelete
  2. nice post nie.
    Penampilan bloeh berubah, tetapi jati diri harus tetep.
    Salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih.
      yap betul sekali. orang lain boleh pake topeng, kita harus asli ^^

      Delete
  3. wahhh..templatenya bagus.. imut kyk foto profil orangnya :D

    Kunjung balik yak..^_^

    ReplyDelete
  4. Infonya bagus, keren, dan menarik sob. Ditunggu posting selanjutnya Kunjungi balik ke blog saya www.ankurniawan.blogspot.com

    ReplyDelete
  5. Makasih infonya gan memang Artikel yang luar biasa gan, sangat bermanfaat. terimakasih bangyak sudah mau share.
    di tunggu artikel berikutnya gan.
    salam bloggers samsoftware-cyber
    ada juga ni informasi yang sangat Penting, Panas, Perlu dan Seruu

    ReplyDelete

Comment Please~~